Apa Itu Reksadana – Pengen investasi ke pasar modal tapi takut gagal? Tenang saja, sekarang ada instrumen reksadana yang memiliki resiko rendah, penasaran dengan apa itu reksadana, jenis-jenis reksadana, dan juga kelebihan serta kekurangannya? Go, langsung aja kita simak penjelasan berikut.
Pemula pasti masih ragu-ragu kalau mau menanam modal. Takut rugi, tidak bisa meluangkan waktu, takut salah pilih, dan sebagainya. Untuk menjawab kekhawatiran tersebut muncullah Reksadana yang memiliki cara kerja memudahkan para investor.
Apa Itu Reksadana
Reksadana merupakan wadah untuk mengumpulkan uang dari masyarakat yang akan dikelola oleh badan hukum yang disebut manajer investasi, kemudian dana yang sudah terkumpul akan ditempatkan pada berbagai instrumen investasi lain seperti obligasi, saham, dan surat berharga lainnya, supaya bisa menghasilkan return atau imbal balik (keuntungan) kepada para investornya.
Reksadana sangat cocok bagi pemula yang ingin coba masuk ke dunia permodalan adalah karena resiko reksadana sangat rendah, selain itu investor tau perlu repot-repot mengelola dananya sendiri, ada manajer investasi yang bertanggung jawab mengelola dana. Investor tunggal duduk manis baca laporan tiap bulan dan menikmati keuntungan.
Ada 2 bentuk hukum reksadana yaitu kontrak investasi kolektif (KIK) dan perseroan. Selain itu reksadana dibedakan menjadi 2 berdasarkan sifatnya yaitu terbuka dan tertutup. Saat ini reksadana yang paling banyak diminati di Indonesia adalah KIK dan bersifat terbuka.
Reksa dana terbuka adalah jenis reksa yang bisa diperjual belikan kapan saja tanpa adanya batasan waktu setiap hari bursa.
Jenis – Jenis Reksadana
Umumnya reksadana dibedakan menjadi 4 jenis, berdasarkan risiko, timbal balik, serta jangka waktunya. Apa saja jenis-jenisnya? Ayo baca penjelasan di bawah ini.
1. Reksadana pasar uang
Reksadana pasar uang merupakan jenis reksa yang paling basic, resikonya paling rendah diantara yang lain, dan juga jatuh tempo yang paling singkat kurang dari 1 tahun. Manajer investasi akan menempatkan dana di pasar uang yang bersifat efek utang.
Dana akan ditanamkan pada instrumen pasar uang seperti deposito berjangka, sertifikat Bank Indonesia, surat berharga pasar uang, sertifikat deposito dan lainnya. Tujuan dari reksadana ini adalah untuk pemeliharaan pasar modal dan juga menjaga likuiditas.
2. Reksadana pendapatan tetap
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang menempatkan sekurang-kurangnya 80% dari aktiva yang dimiliki pada instrumen efek utang seperti obligasi, sukuk, surat utang negara dan instrumen utang lainnya.
Resikonya jauh lebih besar dibandingkan reksadana pasar uang, jenis ini cocok digunakan sebagai investasi jangka menengah karena biasanya jatuh tempo 3 tahun. Tujuan dari reksadana ini untuk menghasilkan pengembalian atau return yang stabil.
3. Reksadana saham
Reksadana saham memiliki resiko paling tinggi diantara lainnya, reksadana ini menempatkan minimal 80% dari aktiva yang dimiliki dalam bentuk saham. Walaupun memiliki resiko tinggi, keuntungan dan return juga sama tingginya.
Reksadana saham cocok digunakan sebagai pilihan investasi jangka panjang, jangka waktunya lebih dari 5 tahun. Tujuan dari instrumen ini adalah untuk menjaga stabilitas perkembangan harga saham di pasar modal.
4. Reksadana campuran
Seperti namanya, reksadana ini berisi kombinasi efek (utang) dan ekuitas (saham) pada portofolionya. Kelebihan dari reksadana ini jika salah satu mengalami penurunan harga, instrumen lain dapat menyelamatkan Anda dari kerugian. Resikonya tinggi namun tingkat pengembaliannya juga tinggi.
Cara Membeli Reksadana
Setelah mengenal apa itu reksadana selanjutnya kita akan bahas bagaimana cara beli reksadana yang baik dan benar. Ada beberapa cara untuk membeli reksadana seperti berikut ini :
- Membeli reksadana secara langsung lewat bank yang menjadi agen penjual efek reksadana disingkat (APERD) atau beli langsung lewat perusahaan manajer investasi yang menerbitkan dan mengelola reksadana.
- Pembelian dilakukan secara online lewat aplikasi atau website perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar di OJK seperti Bareksa, Ajaib, IPOT, stockbit, tanamduit, dan lain sebagainya.
- Beberapa persyaratan yang diperlukan ketika ingin membeli reksadana adalah memiliki NPWP, memiliki kartu identitas KTP atau SIM, membuka rekening investasi, bertemu dengan APERD atau manajer investasi minimal 1x.
Keuntungan Investasi Reksadana
Investasi sangat bermanfaat untuk menjaga kondisi finansial Anda di masa depan, terlepas dari tujuannya, investasi terbukti bermanfaat bagi pelakunya. Di bawah ini ada beberapa keuntungan yang bisa Anda rasakan jika memilih berinvestasi pada reksadana, diantaranya :
1. Dikelola oleh ahli di bidangnya
Tak seperti jenis investasi lain yang harus mengelola sendiri, reksadana dikelola oleh manajer investasi yang sudah berpengalaman serta profesional. Sangat membantu buat orang awam dan pemula yang tidak terlalu mengerti dengan dunia pasar modal.
Manajer investasi memiliki pengalaman serta pengetahuan yang mumpuni untuk mengelola dan serta menempatkannya pada portofolio yang tepat. Manajer investasi dituntut untuk bisa membuat strategi serta menganalisis keadaan ekonomi dan pasar modal guna meningkatkan keuntungan maksimal.
Sebelum resmi menjadi MI, pengelola wajib melakukan sertifikasi untuk menguji keterampilan serta sebagai jaminan bahwa manajer investasi dapat menjaga integritas dan memiliki pemahaman reksadana yang baik.
2. Investasi terjangkau
Modal untuk invest reksadana itu murah bahkan ada yang bisa memulai dengan mudah Rp 10.000 – 100.000. Hal ini membuka kesempatan bagi mereka yang ingin invest namun memiliki dana terbatas. Semua orang boleh berinvestasi bahkan pelajar dan mahasiswa sekalipun.
3. Resiko rendah
Reksadana merupakan wadah tempat berkumpulnya dana dari para investor, dana yang terkumpul ini memudahkan diversifikasi. Proses ini dapat meminimalisir resiko yang terjadi sehingga kerugian bisa menjadi semakin kecil.
4. Mudah untuk dicairkan
Terjaganya likuiditas membuat setiap investor dapat mencairkan reksadannya kapan saja ketika hari bursa, hari yang dimaksud berdasarkan kalender yang ditetapkan oleh bursa efek Indonesia.
5. Transparan
Semua informasi reksadana mudah diakses dan bersifat transparan, investor dapat mengetahui dananya di tempatkan dimana saja. Manajer investasi juga akan menjelaskan risiko yang mungkin timbul serta biaya yang akan dibebankan kepada investor.
6. Investasi online
Dengan adanya kecanggihan teknologi saat ini investasi tak harus keluar rumah. Semua bisa dilakukan lewat ponsel pintar Anda, cukup download aplikasi, dan penuhi semua persyaratannya, Anda sudah bisa membeli reksadana.
Bahkan di antara perusahaan sekuritas memberi kemudahan pada investor untuk pickup dokumen ke alamat yang Anda tentukan.
Selain kemudahan dalam membeli investor juga bisa melihat dan menganalisa informasi produk reksadana secara detail. Ada pula aplikasi yang menyediakan fitur diskusi yang membuka peluang bagi investor belajar, bertukar informasi, dan melakukan penawaran.
Resiko Reksadana
1. Nilai unit berkurang
Produk instrumen yang dikelola MI dapat berkurang nilainya karena berbagai macam hal yang terjadi di pasar modal, seperti harga saham jatuh, perubahan suku bunga bank, dan lain sebagainya. Hal ini bisa membuat unit yang dimiliki mengalami fluktuasi.
2. Manajer investasi tidak kompeten
Jika manajer investasi gagal dalam mengelola dana dan menempatkannya pada unit yang tepat bisa terjadi penurunan NAB.
3. Terjadi likuiditas
Likuiditas bisa terjadi pada reksadana tertutup, hal ini disebabkan penjualannya yang tidak bisa dilakukan seenaknya.
Bagaimana pendapat Anda setelah mengenal apa itu reksadana? Tertarik untuk coba berinvestasi? Itulah tadi sedikit informasi yang bisa penulis bagikan, semoga dapat bermanfaat. Sekian dan terimakasih.