Pengaruh Inflasi Terhadap Investasi dan Alternatif Investasi Untuk Menghadapinya

Pengaruh Inflasi Terhadap Investasi – Informasi mengenai apa pengaruh inflasi terhadap investasi yang banyak membantu dalam pengambilan keputusan.

Alasannya, inflasi kerap kali menjadi momok perekonomian. Tingginya angka inflasi bisa mengakibatkan perekonomian suatu negara menjadi buruk.

Beberapa contoh negara antara lain Venezuela, Yunani, dan Zimbabwe menjadi negara yang tercatat dalam sejarah perekonomian yang telah mengalami krisis akibat inflasi terlampau tinggi. Ada yang bisa akhirnya bangkit, namun ada juga yang masih terseok-seok hingga sekarang.

Pengaruh inflasi terhadap investasi memang kebanyakan negatif. Tidak hanya bisa membuat nilai mata uang menurun, inflasi juga dapat mempengaruhi tabungan bahkan investasi.

Harapan untuk memperoleh tingkat pengembalian tinggi, bisa beresiko malahan merugi karena tinggi inflasi ini. 

Apa Pengertian Inflasi?

Inflasi bisa disebut sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara berkelanjutan yang terjadi dari tahun ketahun. Di dalam konsep ekonomi, inflasi ini akan berperan karena bisa menjadi acuan memperkirakan nilai riil dari sebuah investasi.

Disamping itu, tingkat inflasi juga sering dipakai untuk acuan menghitung serta memprediksi berapa besaran pengembalian yang diperlukan supaya bisa mempertahankan standar kehidupannya. 

Agar bisa lebih mudah memahami apa itu inflasi, akan diberikan ilustrasi contoh berikut. Misal sekarang ini harga paket nasi ayam rata-rata Rp15.000.

Apabila angka inflasi tahunan sebesar 10%, maka harga paket nasi ayam di tahun mendatang akan menjadi Rp16.500. Kalau penghasilan anda tidak mengalami peningkatan yang setara dengan nilai inflasi, maka akan membebani pengeluaran.

Kenaikan harga tidak hanya berlaku untuk satu produk saja, namun pada berbagai produk lainnya. Jika lonjakan harga hanya terjadi pada waktu yang bersifat situasional saja, itu bukanlah inflasi. 

Inflasi terjadi apabila membuat kenaikan dari produk, lonjakan upah, serta biaya lainnya. Pada prinsipnya, inflasi adalah tentang pertumbuhan uang, di mana peredaran terlalu banyak di masyarakat sementara pembelanjaan untuk produknya sedikit. 

Apa Pengaruh Inflasi Terhadap Aset Investasi?

Pengaruh inflasi terhadap investasi memang tidak selalu memberikan dampak negatif, namun juga ada sisi positifnya. Pengaruh positifnya bisa dirasakan oleh debitur serta pengusaha. Bagi seorang debitur, ini akan menjadikan uang yang dikembalikan punya nilai lebih rendah dibandingkan ketika meminjam.

Sementara itu untuk pengusaha, dengan adanya inflasi bisa memperoleh pendapatan lebih tinggi daripada biaya produksi yang telah dikeluarkan.

Walaupun ada sisi positifnya, namun secara umum dan lebih luas inflasi memang lebih cenderung berpotensi membahayakan kestabilan ekonomi. Dalam lingkup yang lebih kecil, inflasi juga berpengaruh buruk terhadap aset. 

Inflasi akan memberikan pengaruh sampah terhadap semua aset, baik yang bersifat liquid ataupun liquid. Aset likuid cenderung lebih rentan. Jika angka inflasinya tinggi, bisa membuat nilainya mengalami penurunan.

Demikian pula dengan investasi. Beberapa jenis investasi liquid misalnya saham obligasi, serta Reksadana akan terpengaruh. Walaupun memang terdampak, berbagai jenis investasi ini punya daya tahan dan menghasilkan pengembalian berbentuk bunga.

Hal inilah yang menjadi salah satu alasan utama, kenapa para investor menarik dananya dalam bentuk obligasi, saham maupun reksadana. Investor berusaha agar menjaga simpanannya tersebut aman dan sedikit terpengaruh saja jika ada inflasi. 

Jenis Investasi Yang Bisa Mengatasi Inflasi

Tingkat inflasi yang sehat berada di kisaran 2-3% per tahunnya. Angka tersebut masih dianggap positif profitabilitas perusahaan serta membuat arus modal mengalir serta ekonomi bertumbuh.

Walaupun memang, tingkat inflasi ini akan semakin meningkatkan biaya hidup menjadi lebih tinggi dan mahal. Selanjutnya, inflasi memang tidak selalu dibarengi dengan meningkatnya penghasilan. Nilai uang akan terus menurun secara signifikan.

Banyak strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi pengaruh inflasi terhadap investasi serta melindungi nilai mata uang ini. Beberapa instrumen investasi bisa dipilih untuk mengamankan nilai mata uang yang anda miliki. 

Berikut ini beberapa jenis investasi tersebut:

1. Emas

Emas bisa menjadi aset penting untuk jangka panjang, karena mempunyai nilai perlindungan terhadap terjadinya inflasi.

Orang Indonesia bahkan banyak yang menganggap emas sebagai mata uang alternatif untuk menjaga nilai. Inflasi menjadi alasan kenapa orang Indonesia sangat rajin investasi yaitu menyimpan emas batangan. 

Dalam 10 tahun terakhir, harga emas juga berpacu menghadapi nilai inflasi. Dengan resiko yang kecil, kinerja emas cenderung berangkat terus naik. Tidak mengherankan Jika minat masyarakat semakin tinggi terhadap investasi emas ini.

Contohnya dalam 10 tahun terakhir ini. Di tahun 2015 harga emas Rp500.000 per gram. Sementara di awal tahun ini emas merangkak naik ke harga Rp900.000 per gram.

Jika anda mengecek harga emas dalam 10 tahun belakangan, akan melihat keuntungan menabung emas yang diperoleh dalam kurun waktu tersebut. 

2. Surat Utang Atau Obligasi

Obligasi merupakan salah satu efek yang tercatat di bursa Efek Indonesia, selain dari sukuk, saham, efek beragun ataupun dana investasi real estate. Banyak investor memiliki obligasi dengan tujuan memperoleh pendapatan stabil dalam bentuk kupon maupun pembayaran bunga.

Sebelum memilih obligasi, pertimbangkan hal berikut:

  • Membeli obligasi hanya akan bisa memperoleh pembayaran kembali setelah melewati periode 1 tahun.
  • Dalam kurun waktu 12 bulan ini, investor akan memperoleh pembayaran bunga tetap maupun kupon berdasarkan nominal yang disepakati.
  • Pastikanlah uang yang diinvestasikan dalam obligasi tidak digunakan dalam kurun waktu berlaku obligasi tersebut.

3. Saham

Selain bisa menjaga nilai uang, pada prinsipnya ada dua keuntungan yang bisa diperoleh ketika membeli saham yaitu dari dividen dan capital gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan dari perusahaan peserta berasal dari keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut.

Sementara itu, capital gain merupakan selisih antara yang didapat dari aktivitas perdagangan saham dipasar sekunder. Anda bisa memperoleh capital gain saat menjual saham dengan nilai lebih tinggi daripada ketika membeli 

Berbagai jenis saham bisa ditemukan sekarang ini mulai dari saham tambang, agrikultur, consumer goods, hingga saham perusahaan perbankan. Ini tergantung dari penilaian anda atas kinerja perusahaan yang sahamnya hendak dibeli.

4. Komoditas/ETF

Inflasi merupakan hal yang dapat diatasi dengan cara menjaga pengaruh inflasi terhadap investasi terhadap komoditas.

Komoditas impor yang punya nilai inheren terhadap laju inflasi yang artinya tidak seperti uang, komoditas akan selalu diminati dan menjadi pelindung baik terhadap kenaikan inflasi.

Anda bisa mulai mencoba dengan cara mengakses informasi tentang exchange traded funds (ETF). ETF merupakan reksadana dalam bentuk kontrak investasi kolektif dan unit penyertaannya diperdagangkan pada bursa Efek. Setidaknya terdapat 40 ETF yang tercatat di bursa Efek Indonesia.

Produk ETF merupakan penggabungan unsur reksadana dalam pengelolaan uang dan mekanisme saham dalam transaksi jual/beli. Berbagai produk ini diperdagangkan juga seperti halnya saham pada bursa Efek. 

Jadi, pengaruh inflasi terhadap investasi memang bisa berdampak signifikan. Cara untuk mengatasinya yaitu dengan menaruh atau mengalokasikan keuangan kepada instrumen yang dianggap tahan terhadap inflasi ini.

Dengan demikian, nilai uang yang ada di miliki tidak kalah oleh kenaikan harga barang-barang. Semoga bermanfaat!