Cara Membaca Grafik Crypto Dan Mengetahui Bentuk Pola Candlestick

Cara Membaca Grafik Crypto – Kali ini kita akan membahas cara membaca grafik crypto sebagai bagian dari pembelajaran lanjutan saat akan memulai trading. Dalam jual beli aset crypto, para trader akan terbiasa menggunakan grafik yang disebut candlestick untuk membaca bagaimana pergerakan aset mereka. Melalui grafik ini, akan terlihat bagaimana kemungkinan dan situasi pasar yang terjadi sehingga trader bisa memutuskan langkah apa yang perlu dilakukan. Bagi yang akan memulai trading, tentunya akan sangat penting memahami bagaimana cara membaca grafik ini.

Candlestick sendiri dulu pertama kali ditemukan oleh Homma. Ia adalah pedagang beras yang berasal dari Jepang di abad 18 lalu. Ia menemukan bahwa kondisi emosional para trader (pedagang) memang berkaitan dengan harga penawaran dan permintaan yang ada di pasar. Di akhir tahun 1800-an, konsep ini kemudian berkembang dan kemudian dipopulerkan oleh seorang jurnalis Charles Dow, lalu dikenal istilah candlestick dan mulai populer diadaptasi di seluruh dunia.

Candlestick merupakan metode visualisasi grafik yang bisa menggambarkan pergerakan harga aset di dalam jangka waktu tertentu. Tidak hanya crypto saja, grafik ini juga bisa digunakan untuk melihat pergerakan dari saham, forex dan lain sebagainya. Terdapat empat komponen utama yang ada pada grafik candlestick ini. Komponen yang pertama yaitu harga aset pada awal pembukaan atau biasa dikenal open, kemudian ada harga penutupan (close), harga tertinggi (high) dan harga terendah (low).

Membaca grafik ini merupakan salah satu strategi yang bisa dilakukan untuk menentukan pengambilan keputusan. Para trader akan memantau bagaimana pergerakan melalui grafik candlestick. Dengan mengetahui pergerakan candlestick ini, trader bisa memperkirakan tanda terjadinya bullish atau bearish reversal. Ini akan berguna karena trader bisa dengan cepat mengambil keputusan sebelum trader lain dengan menggunakan rumus trading cryptocurrency yang tepat.

Bentuk dan Komponen Candlestick

Untuk mulai membaca grafik candlestick ini, Anda harus mengetahui terlebih dahulu komponen utama yang ada. Grafik candlestick ini memiliki gambaran persegi panjang dengan garis tipis di bagian tengah. Bentuk inilah yang kemudian disebut mirip seperti lilin. Komponen tersebut sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya terdiri dari empat macam yaitu harga pembukaan (open). Open ini menunjukkan harga aset pada saat dimulai pada periode tertentu. Anda bisa melihat di bagian bawah dari grafik ini. Sementara komponen selanjutnya yaitu harga penutupan (close). Anda bisa melihat bagian ini di bagian atas dari kotak persegi panjang. Sementara ujung dari grafik ini merupakan harga tertinggi dan terendah dari aset yang pernah diperjualbelikan pada periode waktu tertentu.

Baca Juga:  Inilah Cara Trading Crypto Bagi Pemula Yang Wajib Diketahui

Ada dua macam jenis dari candlestick yaitu bullish (berwarna hijau) dan bearish (berwarna merah). Untuk membaca grafik ini, Anda bisa melihat bagaimana kondisi dari warna tersebut. Warna hijau (bullish) akan muncul saat harga penutupan lebih tinggi dibandingkan dengan harga pembukaan aset pada kurun waktu tertentu. Di pasar crypto, grafik candlestick akan ditunjukkan dengan warna hijau. Sementara candlestick bearish akan terjadi saat harga penutupan lebih rendah dibandingkan dengan harga pembukaan aset. Warna yang ditampilkan adalah warna merah.

Contohnya, bila sebuah aset bitcoin dibuka dengan harga Rp 400 juta (open) kemudian penutupannya di harga Rp 401 juta (close), maka grafik yang muncul akan berwarna hijau. Ini kemudian disebut sebagai candlestick bullish. Sementara jika aset bitcoin dibuka dengan harga 400 juta (open) kemudian harga penutupannya ada di harga 399 juta (close) maka grafik yang muncul berwarna merah dan ini disebut sebagai candlestik bearish.

Dengan cara melihat pergerakan cryptocurrency, trader bisa memperkirakan kemungkinan dari suatu aset dan mengatur bagaimana keputusan yang akan diambil. Terdapat beberapa macam pola dari candlestick yang secara umum bisa memberikan sebuah interpretasi gambaran. Untuk menganalisa candlestick bitcoin dan crypto secara mudah, ada beberapa pola utama yang bisa Anda perhatikan. Berikut adalah tiga macam bentuk dari candlestick yang bisa digunakan untuk memprediksi pasar:

1. Doji

Candlestick yang pertama disebut sebagai Doji. Doji menunjukkan keraguan investor terhadap kondisi pasar. Simbol dari Doji ini akan terlihat dari bentuk sumbu panjang dengan pembagian bagian atas dan bawah yang berukuran sama, tetapi body yang tipis di bagian tengahnya.

2. Hammer

Bentuk candlestick selanjutnya adalah Hammer. Bentuk ini memiliki sumbu panjang ke bawah dan body kecil yang ada di ujungnya. Bentuk hammer merepresentasikan harga aset yang sempat turun namun naik kembali sebelum adanya penutupan harga.

Baca Juga:  Berkenalan Dengan Teknik Scalping Crypto

3. Shooting Star

Berkebalikan dengan hammer, shooting star memiliki bentuk sumbu yang pendek dan body yang cukup gemuk. Ini merupakan kebalikan dari hammer, yaitu harga aset sempat naik namun justru langsung melejit turun sebelum penutupan harga.

Bentuk dari candlestick ini juga beragam. Anda bisa mempelajarinya lebih lanjut untuk mulai mengenal bagaimana pola dari setiap candlestick tersebut yang bisa menggambarkan situasi pasar. Yang tidak kalah penting untuk diketahui selanjutnya adalah sinyal untuk membeli dan sinyal untuk menjual aset. Secara umum, sinyal untuk menjual aset bisa diketahui bila terdapat dua candle bearish yang terbentuk rendah dibandingkan dengan level tertinggi candle sebelumnya. Sementara sinyal untuk membeli aset bisa terlihat jika Anda menemukan pola Hammer.

Pola Candlestick dan Penerapannya

Pola dari candlestick ini memang bisa membantu dalam mengetahui situasi pasar dan mempengaruhi keputusan trader. Namun demikian, analisa mengenai keputusan kapan menjual dan membeli aset tidak bisa dilakukan dan mengandalkan hanya dari pola candlestick saja. Masih ada banyak analisa yang bisa digunakan untuk menambah keputusan dalam menentukan jual beli aset tersebut.

Dengan menerapkan cara membaca grafik crypto ini, kita juga bisa dengan lebih nyaman dalam melakukan pemantauan. Ini juga akan sangat berguna terutama untuk mengetahui arah pergerakan harga selanjutnya apakah naik, turun atau cenderung netral. Kembali lagi, analisa yang dilakukan sebaiknya juga bisa memanfaatkan analisa tambahan lainnya.

Agar bisa mendapat posisi aman, sebaiknya Anda juga tidak terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan hanya karena sudah melihat pola candlestick yang dianggap menguntungkan. Ukuran dari candlestick sendiri ditentukan oleh fluktuasi harga di dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi fluktuasi, maka semakin besar pula ukurannya. Anda bisa melihat ini sebagai tolak ukur untuk mengetahui kuat atau lemahnya arus jual beli aset. Bila body candle berukuran besar dan berwarna hijau, maka ini berarti terdapat arus beli yang tinggi. Sementara bila body candle berukuran kecil dan berwarna merah, maka artinya terdapat arus jual yang tinggi.

Baca Juga:  Cara Trading Crypto Di Indodax Agar Profit Bagi Trader Pemula

Jarak antar candle yang jauh bisa membuat sebuah gap. Ini merupakan sebuah pertanda bahwa terdapat gejolak harga yang terlalu tinggi (likuiditas pasar yang kecil). Biasanya jarak ini muncul di awal pekan kemudian di pertengahan minggu bisa muncul gap besar. Anda bisa mencari tahu apakah terdapat peristiwa tertentu atau hal lain yang mengejutkan pasar. Anda bisa mulai menerapkan cara membaca grafik crypto ini dan mempelajarinya lebih lanjut agar semakin memahami benar cara dalam melakukan pertimbangan dalam mengambil keputusan nantinya.