Untuk melakukan pemasaran atau marketing offline, anda harus menyiapkan beberapa hal penting seperti menyiapkan informasi yang akan disebarluaskan kepada masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mencegah gagalnya target pemasaran dalam bisnis. Uang yang anda habiskan mungkin saja sia-sia dalam pemasaran yang anda lakukan. Ini dapat dikarenakan oleh gagalnya target audiens yang diraih ataupun perencanaan yang tidak matang. Lalu, untuk memastikan pemasaran yang anda lakukan efektif dan dapat mengembangkan bisnis, anda dapat cek apa saja bahan persiapan marketing offline berikut ini.
1. Membangun Kepercayaan Publik
Mempersiapkan marketing offline tentunya memerlukan beberapa tahapan. Anda dapat menggunakan beberapa media non-online untuk melakukan pemasaran dengan metode ini. Namun, sebelum melakukan hal tersebut, anda harus membangun kepercayaan publik. Dalam hal ini, anda harus merencanakan bagaimana bisnis anda berjalan. Dan visi misi apa yang anda punya. Selanjutnya, bisnis anda harus berjalan dengan konsisten untuk membangun kepercayaan publik.
2. Melakukan Riset Pasar
Sebelum melakukan marketing offline, anda juga harus melakukan riset pasar. Anda harus merencanakan target audiens yang anda akan capai. Jika sudah mengetahui pasar mana yang anda targetkan, anda akan mempunyai tujuan dan guide untuk lanjut ke tahap pemasaran selanjutnya.
3. Menyiapkan Informasi Bisnis
Bahan persiapan marketing offline yang pertama adalah informasi bisnis yang bersangkutan. Dalam hal ini, informasi adalah sesuatu yang sangat penting. Informasi bisnis dapat menggambarkan bisnis yang sedang dijalankan. Anda dapat memberikan dokumen berisi detil informasi bisnis properti kepada pegawai anda. Sehingga, pegawai anda dapat menyampaikan informasi terhadap audiens lebih kuat dan terarah. Hal ini tentunya juga dapat membangun komunikasi dari perusahaan terhadap audiens atau calon pembeli properti.
4. Memanfaatkan Produk Cetak
Selanjutnya adalah anda harus menyiapkan produk cetak mengenai brand anda. Dalam hal ini, anda perlu mencetak kartu nama dan logo yang mencerminkan brand bisnis anda. Keperluan printing memang memiliki posisi penting dalam offline marketing Anda. Selain itu, jika anda menggunakan media cetak seperti majalah untuk promosi, maka anda harus memastikan bahwa majalah tersebut memenuhi target audiens anda.
5. Menggunakan Media Telekomunikasi
Anda dapat memanfaatkan media telekomunikasi untuk promosi bisnis properti anda. Anda dapat menjadi narasumber dari sebuah acara televisi. Disini, anda dapat menjelaskan bagaimana bisnis anda berjalan dan produk apa saja yang anda tawarkan. Keuntungan memilih media ini adalah mendapatkan cakupan yang lebih luas. Karena masyarakat menggunakan televisi sehari-hari.
6. Menggunakan Surat Kabar
Surat kabar dapat menjadi media efektif bagi pengembangan bisnis anda. Media cetak ini biasanya menawarkan halaman tertentu untuk keperluan iklan. Anda dapat memanfaatkan halaman ini untuk promosi bisnis properti anda. Jangan lupa cantumkan informasi lengkap mengenai bisnis anda, sehingga nantinya calon pembeli akan tertarik dengan spesifikasi properti anda yang lengkap.
7. Menyediakan Printing Iklan
Lalu, anda dapat memanfaatkan printing iklan untuk keperluan marketing offfline. Iklan ini dapat dilakukan dengan mencetak poster atau brosur. Yang terpenting adalah tampilan iklan pada media ini dibuat mencolok dan menarik perhatian. Sehingga, orang-orang tertarik membaca informasi yang tertera pada media ini.
8. Mengadakan Pameran
Pameran menjadi salah satu cara untuk melakukan promosi secara offline. Anda dapat bekerjasama dengan pihak trade show untuk memamerkan bisnis anda. Selain itu, pameran dapat meningkatkan hubungan Anda dengan perusahaan lainnya dan target pasar Anda. Anda juga dapat membagikan kartu nama, goodie bag, dan voucher dalam event ini. Tentunya, ini akan menambah awareness audiens terhadap bisnis yang anda jalankan.
9. Melakukan Survei Pasar
Biasanya perusahaan pengembang sudah memiliki bank tanah, tanah tersebut diperoleh dan disimpan dalam jangka waktu yang lama, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga tanah. Langkah pertama yang dilakukan pengembang adalah melakukan survei pasar. Sejauh mana daya beli masyarakat biasanya radius 5 kilometer dari proyek yang akan dibangun. Berapa banyak pesaing yang ada, jenis yang dipasarkan, kisaran harga dan pangsa pasar.
10. Merancang Produk
Hasil survey pasar akan memudahkan dalam merancang konsep dan menentukan produk yang akan dipasarkan. Dari pesaing yang ada perusahaan dapat membuat konsep perumahan dan produk yang berbeda dengan pesaing. Secara umum, proyek yang akan dikembangkan harus lebih baik dari pesaing. Misalnya membuat jalan lebih lebar, menambah area hijau, membuat fasilitas lebih lengkap, spesifikasi bangunan lebih tinggi atau melengkapi rumah dengan teknologi digital.
11. Strategi Harga
Untuk melakukan terobosan di awal penjualan, developer dapat melakukan strategi penetapan harga (pricing strategy) yang lebih murah dibandingkan kompetitor atau biasa disebut early bird. Setelah itu harga bisa dinaikkan. Kenaikan harga dapat didasarkan pada jumlah unit yang terjual atau dalam periode tertentu. Misalnya, kenaikan setiap kelipatan 50 unit atau setiap 4 bulan, jumlah ini dapat bervariasi sesuai dengan volume penjualan.
12. Buat Jadwal Induk
Langkah selanjutnya adalah membuat master schedule yang merupakan konsolidasi dari bagian engineering, perizinan, keuangan, SDM dan pemasaran. Berisi kegiatan dan target waktu. Bagian teknik meliputi kegiatan pengembangan lahan, pembentukan petak, pembangunan jalan, saluran air, pintu gerbang, pembangunan fasilitas, dan pembangunan rumah percontohan. Kegiatan perizinan meliputi izin lokasi, IPPT (Izin Tata Guna Lahan), pengesahan site plan, AMDAL, izin banjir dan IMB. Sedangkan bagian keuangan membuat RAB (Rencana Anggaran Biaya) per term of development dan menentukan sumber dana. Divisi HRD mempersiapkan SDM di semua proses bisnis.
13. Mengatur Kegiatan Promosi dan Penjualan
Kegiatan promosi dapat dilakukan sejak proyek perumahan mulai dibangun, hal ini bertujuan untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat. Dan itu dilakukan secara terus menerus baik ATL (above the line) maupun BTL (below the line). Setelah rumah contoh dibangun dan IMB diterbitkan, dapat dilakukan kegiatan prapenjualan yaitu dengan membuka NUP (Nomor Pesanan). Kemudian mengadakan acara peluncuran setelah sejumlah NUP terkumpul.
14. Tentukan Tim Penjualan
Dalam merancang tim penjualan disesuaikan dengan target nominal yang ditentukan manajemen dengan mempertimbangkan volume penjualan pesaing dan merek perusahaan. Perusahaan dapat memilih dari beberapa opsi:
- Menggunakan jasa agen penjualan yaitu tanpa membayar gaji dan hanya memberikan komisi dan bonus.
- Merekrut tenaga penjual atau dikenal dengan in-house sales dengan memberikan gaji, komisi dan bonus.
- Menggabungkan penggunaan agen properti dan penjualan in house
Jumlah tenaga penjualan yang direkrut disesuaikan dengan target penjualan. Misalnya target dalam 1 bulan Rp 10 miliar dengan harga rata-rata per unit rumah Rp 500 juta. Kemudian dapat menggunakan 12 tenaga penjualan dengan 2 supervisor dan 1 manajer. Jika target per penjual 2 unit atau Rp 1 miliar, maka angkanya menjadi 12 x Rp 1 miliar = Rp 12 miliar. Meskipun pada prakteknya ada penjual yang tidak mencapai target.