Investasi saham tentu saja memiliki resiko seperti transaksi bisnis lainnya. Namun, tingkat resiko yang dimiliki dari investasi seperti ini tentu saja disesuaikan dengan keputusan investor. Bila investor mengambil keputusan melalui indikator atau kondisi pasar maka hal ini akan membuat resiko cukup kecil. Apalagi sebagian besar keputusan dalam transaksi yang dilakukan dari kondisi pasar saham memang berkaitan dengan kinerja perusahaan hingga strategi jangka panjang. Hal yang paling penting bagi para investor tentu saja pengelolaan modal investasi yang besar bisa saja memiliki resiko yang besar juga.
Resiko investasi saham yang sering terjadi
Perhitungan modal, strategi transaksi hingga kondisi pasar saham memang memberikan pengaruh besar terhadap potensi resiko. Apalagi banyak investor pemula yang selalu menganggap bahwa nilai investasi yang sangat besar di pasar saham akan memberikan nominal keuntungan yang lebih baik. Padahal hal ini akan membuat investor menghadapi keadaan potensi kerugian yang lebih besar. Analisis yang buruk dalam pengambilan keputusan saat memulai investasi juga membuat investor mendapatkan resiko. Kondisi seperti ini memang harus diantisipasi dengan baik. Hal yang bisa dilakukan dengan memahami seluruh resiko investasi yang bisa terjadi. Berikut ini ada beberapa resiko yang sering dihadapi para investor seperti:
1. Capital loss
Ini merupakan salah satu resiko investasi saham yang paling sering terjadi. Kerugian akibat penurunan nilai saham tentu saja memberikan dampak pada investor. Capital loss seperti ini terjadi karena kinerja perusahaan yang memburuk atau kondisi pasar saham yang dianggap tidak stabil. Selain itu, capital loss juga terjadi akibat keputusan investor yang kurang tepat dalam melakukan transaksi. Metode analisis yang salah juga memberikan dampak besar pada kerugian yang akan dialami para investor. Kondisi seperti ini kadang juga terjadi pada emiten saham yang masuk dalam kategori blue chip. Ini membuat investor harus bisa melakukan analisis dengan baik.
2. Pergerakan fluktatif saham tertentu
Para investor pemula seringkali tergods untuk memilih saham dengan harga yang sangat murah. Bahkan, saham seperti ini bisa dibeli dengan jumlah yang besar sekaligus. Namun, saham ini termasuk dalam kategori yang hanya digunakan untuk trading. Resiko yang dimiliki dalam melakukam transaksi seperti ini dianggap sangat tinggi. Seringkali para pemodal besar menjadikan kategori saham ini sebagai saham gorengan. Artinya, transaksi yang digunakan dalam jumlah besar untuk menaikkan nilai. Namun, pada saat investor lain mencoba untuk membeli saham itu maka pemodal besar segera menjual sehingga nilai akan semakin turun. Fluktuasi seperti ini tentu saja akan merugikan.
3. Suspensi
Resiko investasi saham lain yang wajib dipahami adalah suspensi. Ini merupakan tindakan yang dilakukan oleh manajemen bursa untuk membekukan sementara atau jangka waktu tertentu bagi emiten yang dianggap melakukam transaksi mencurigakan. Resiko ini akan memberikan dampak yang sangat buruk bagi para investor. Apalagi investor tidak bisa melakukan kegiatan penjualan atau pembelian saham akibat pembekuan dari bursa. Selain itu, investor juga tidak bisa melakukan prediksi terhadap nilai saham lanjutan pada saat suspensi dicabut. Biasanya suspensi yang dilakukan bursa secara bertahap. Sanksi seperti ini memang memiliki jangka waktu yang cukup terbatas.
4. Likuidasi
Resiko yang akan didapatkan para investor adalah likuidasi. Hal ini terjadi bila perusahaan yang mencatatkan di bursa efek mengalami kerugian besar hingga mengalami kebangkrutan. Investor yang memiliki saham harus merelakan nominal modal yang ada pada setiap lembar saham itu. Artinya, seluruh jumlah saham tidak akan berharga lagi dan hilang begitu saja. Namun, perusahaan akan memberikan pembagian aset bagi investor yang masuk dalam kebijakan tertentu. Misalnya saja investor yang menjadi pemegang saham minoritas biasanya akan mendapatkan pembagian dari penjualan aset. Namun, bagi investor yang melakukan pembelian saham dari bursa tidak akan mendapatkan ganti rugi.
5. Delisting
Resiko ini terjadi pada saat perusahaan memutuskan untuk tidak lagi menjadi perusahaan terbuka yang mencatatkan di bursa saham. Keputusan ini biasanya dilakukan dari hadil RUPS. Selain itu, perusahaan juga memiliki pertimbangan tertentu yang menyebabkan untuk keluar dari bursa saham. Kondisi seperti ini membuat seluruh investor yang memiliki jumlah saham dari perusahaan harus melakukan penjualan. Hal ini tidak akan terpengaruhi oleh nilai saham akhir. Bursa efek juga akan memberikan peringatan atau notifikasi kepada pemilik saham bahwa perusahaan akan keluar untuk jangka waktu tertentu. Ini merupakan resiko yang sangat jarang terjadi pada emiten populer.
Manajemen resiko investasi saham yang cukup rendah
Sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan investor saham untuk mengantisipasi resiko dalam investasi ini. Setiap investasi memang bisa menjadi strategi dalam mendapatkan keputusan jangka panjang. Karakter setiap emiten juga harus menjadi pertimbangan penting. Bahkan, saat ini ada banyak indikator dan metode analisis yang akan membantu para investor terhindar dari kerugian sangat besar. Semakin banyak pertimbangan yang dilakukan maka hal ini akan memudahkan investor dalam mendapatkan keputusan tepat. Berikut ini ada beberapa cara untuk memulai investasi saham dengan resiko rendah yang bisa dipertimbangkan bagi investor pemula seperti:
1. Memilih sekuritas terpercaya
Cara yang paling penting untuk memulai investasi saham dengan resiko paling kecil adalah selalu memilih sekuritas terpercaya. Metode seperti ini memang dilakukan untuk menghindari kerugian hingga investasi bodong. Apalagi saat ini sudah banyak pilihan sekuritas terpercaya yang berada di bawah pengawasan OJK. Ini membuat investor pemula bisa langsung melakukan transaksi yang besar sekalipun. Pastikan juga akses dari layanan sekuritas seperti aplikasi yang digunakan memiliki bantuan customer service.
2. Memulai dengan modal kecil
Tips lain yang bisa dicoba dengan memulai modal kecil terlebih dahulu. Investor pemula memang harus mempertimbangkan jumlah modal yang digunakan untuk transaksi. Selain itu, modal kecil ini juga memiliki resiko yang tidak terlalu besar. Bahkan, dianggap akan memudahkan para investor untuk menentukan keputusan terbaik dalam melakukan transaksi.
3. Pelajari metode analisis
Sebaiknya investor juga harus mempelajari seluruh metode analisis untuk transaksi saham. Cara seperti bisa dilakukan dengan melihat secara langsung laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan. Metode ini memudahkan investor untuk mengetahui prediksi dari kinerja untuk jangka waktu tertentu. Semakin baik kinerja perusahaan maka akan semakin mudah untuk melakukan investasi lanjutan.
4. Gunakan semua indikator
Investor juga bisa menggunakan berbagai indikator penting dalam transaksi saham. Pilihan indikator ini melalui metode teknikal hingga fundamental. Cara ini memang dilakukan untuk mendapatkan prediksi yang tepat dalam transaksi saham. Tentu saja investor bisa tahu waktu terbaik untuk membeli dan menjual saham.
Pilih saham dengan prospek jangka panjang
5. Pastikan untuk selalu memilih saham dengan prospek jangka panjang.
Biasanya saham ini masuk dalam kategori blue chip. Kinerja perusahaan juga terus meningkat untuk jangka panjang. Namun, untuk pembelian saham seperti ini memang membutuhkan modal yang cukup besar.