Apa Itu Profit Trading – Ketika melakukan trading jelas sebagai waktu yang gembira untuk para trader agar mendapatkan keuntungan optimal. Benar, ketika trading, risiko kerugian mungkin ada dalam memperoleh apa itu take profit yang besar. Sebagaimana sebutan yang selama ini dikenal, yaitu high risk, high return. Keuntungan ketika trading tidak sekadar persoalan peruntungan belaka saja. Keuntungan dapat Anda peroleh secara optimal dengan menerapkan beberapa rencana.
Apa Itu Profit Trading?
Berdasarkan makna per kata, profit berarti keuntungan dan taking maknanya merebut. Maka, secara arti kata seperti aslinya, Profit Taking, yaitu suatu tindakan merebut atau mengambil keuntungan. Sementara itu, dalam situasi trading, pengertian profit taking adalah aksi merebut untung dengan waktu singkat dan menggunakan kondisi terbatas.
Mewujudkan keuntungan ketika trading saham itu utama sekali. Sejumlah trader saham mengambil profit cepat sekali, akibatnya tidak berhasil mendapatkan keuntungan ideal dari harga tertinggi. Beberapa yang lain justru ketinggalan merebut keuntungan, akibatnya harga saham telah kembali turun seperti harga sebelumnya. Penyesalan sebab merebut keuntungan secara teramat singkat atau ketinggalan ini dapat berubah sebagai kegagalan berarti untuk trader pemula. Diperlukan rencana spesial dan kekuatan psikologis dalam mewujudkan apa itu profit trading ketika trading saham.
Utamanya Rencanakan Take Profit Ketika Trading Saham
Suatu rencana apa itu take profit menguraikan waktu yang sesuai untuk Anda supaya menjual saham pada keadaan untung. Rencana ini seharusnya telah ditetapkan dengan segera, yakni sebelum ataupun saat trader dan investor memesan saham. Tetapi, biasanya pemula tidak mempunyai rencana mewujudkan keuntungan begitu saja saat trading saham.
Seseorang mengucapkan, “Kelak saya menjual, bila mengalami keuntungan yang lebih besar”. Namun, kapan untung tersebut diasumsi lumayan banyak? Persoalan apa itu take profit ini kerap menjadikan trader dan investor terperangkap pada dua emosi yang mencelakakan, yaitu keserakahan dan ketakutan.
Misalnya, Anda sebagai trader belum lama ini merugi sampai 12 juta rupiah. Dia melihat saham lain pada portofolionya tertera untung 8 juta rupiah. Dia mempertimbangkan kembali, “Take profit ditunda dahulu, mengambil profitnya jika mengalami keuntungan 12 juta, maka dapat imbalan balik dengan kerugian yang dahulu”. Kok, berikutnya harga saham yang telah untung tersebut justru kembali turun. Dia ketakutan apabila kelak mengalami rugi kembali, akibatnya memilih agar take profit 5 juta.
Tidak diduga, harga saham selanjutnya naik kembali. Kenaikan kedua ini malah aslinya memberikan kesempatan Anda itu supaya untung hingga 15 juta, itu jika dapat mengambil keuntungan di harga paling tinggi. Anda mengalami kekecewaan sampai rencana trading saham lainnya menjadi terganggu.
Kondisi rumit dan sulit semacam tersebut aslinya bisa dicegah dengan mudah. Caranya berikut ini:
- Semenjak sebelum membeli saham Anda wajib memiliki perencanaan mewujudkan dalam mengambil keuntungan ataupun waktu terlambat saat saham dibeli.
- Anda perlu memiliki kesiapan psikologis agar tidak berkecewa dalam mengambil keputusan. Yakinlah, banyak kesempatan untung lainnya pada bursa saham.
- Anda butuh menyimpan catatan harian trading saham guna membukukan seluruh transaksi jual dan beli yang sudah diterapkan. Nanti catatan ini sebagai pertimbangan supaya Anda mampu membenahi kekeliruan dan mengidealkan rencana trading saham demi transaksi-transaksi selanjutnya.
Beberapa Langkah Memutuskan Take Profit
Rahasia berhasil trading saham tersebut satu saja: membeli di harga rendah, menjual di harga lebih tinggi. Para investor yang memiliki tujuan keuntungan secara kurun waktu yang lama tentu dapat merealisasikan jangka 5 tahun ataupun lebih. Membeli saham dengan perlahan setiap bulan ataupun saat harganya turun, lalu hanya biarkan di portofolio Anda. Namun, diperlukan rencana trading saham eksklusif demi Anda merealisasikan tujuan keuntungan pada jangka waktu lebih cepat.
Biasanya para trader satu di antara dari tiga pedoman berikut ini agar memutuskan besaran take profit:
1. Estimasi keuntungan dibanding risiko
Rasio ini mencerminkan estimasi kerugian yang sedia ditanggung, disamakan dengan tujuan keuntungan yang diinginkan. Misalnya Anda memesan 1 lot saham perusahaan ABC di harga Rp 250 agar ekspektasi harga nanti mengalami kenaikan menjadi Rp 400 dalam sebulan. Anda memilih nanti cut loss, bila nilai turun menjadi Rp 200. Maka, Anda melakukan rasio risk/reward 1:3, di mana tujuan profit Rp150 dan toleransi risiko Rp 50.
2. Estimasi keuntungan dibanding modal
Misalnya Anda bermodalkan 2 juta rupiah demi membeli saham ABC, lalu Anda memilih take profit, bila keuntungan telah berlipat dua kali. Maka dari itu, Anda kelak take profit, bila harga saham sudah sampai ke 4 juta rupiah. Pedoman ini mampu dipakai saat trading saham gorengan, namun tidak tepat saat dipraktikkan di saham-saham blue chip (unggulan).
3. Estimasi keuntungan sesuai analisis teknikal
Rencana ini terumit dan memerlukan pelatihan yang lumayan lama, tetapi memiliki tingkat ketepatan paling baik. Kesatu, trader perlu mendalami cara menganalisa teknikal dan memahami apa itu support dan resistance. Berikutnya, belajar melakukan analisis itu dalam uji coba berdagang saham sampai ahli.
Anda dapat memilih salah satu dari ketiga cara diatas ataupun memadukannya. Yang terpenting, tentukan dulu rencana take profit sebelum kamu membeli saham mana pun. Di sisi lain, sebaiknya Anda memperhatikan cara ringkas ini sebagai berikut.
Hal yang Perlu Dipahami Investor Apa Itu Take Profit
Biasanya pemula tertuju dalam jumlah nominal agar dapat memutuskan take profit. Contohnya, take profit sesudah untung 20 persen, atau sesudah untung 100 ribu, dan sebagainya. Sementara itu, waktu take profit yang pas tidak senantiasa mampu ditetapkan dengan jumlah nominal. Investor dan trader harus memperkirakan keadaan pasar terbaru juga ketika bermain saham.
Terdapat bahaya besar saat Anda tertuju terhadap kuantitas dalam mengambil keuntungan. Misalnya, Anda telah menetapkan take profit sebanyak 20%, namun selanjutnya saham milik Anda terbentur kasus korupsi tingkat nasional dan manajemennya ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Lalu, harga saham turun secara singkat. Apakah Anda setia akan bertahan menginginkan mengambil keuntungan sebesar 20%? Pasti Anda berpikir tidak memungkinkan kembali untuk melakukan tersebut.
Justru, misalnya kondisi Anda telah menetapkan dalam mengambil keuntungan sebesar 20%, namun selanjutnya laporan keuangan perusahaan menuliskan capaian keuntungan bersih 200% lebih tinggi dari yang diharapkan. Harga saham melesat lebih singkat, sementara hasil analisis terkini memperlihatkan terdapat potensi untung hingga 50%, sebab saham malahan terhitung murah. Apakah Anda tetap bertahan mengambil keuntungan sebesar 20%? Justru pada keadaaan ini, Anda dapat membidik untung lebih besar.
Saat Anda memesan saham, Anda semestinya telah menetapkan rencana dalam mengambil keuntungan tertentu untuk memutuskan waktu menjualnya dan menemukan kemungkinan untung lainnya. Tetapi, dunia saham bersifat berubah-ubah. Tentu nanti terdapat keadaan-keadaan kapan Anda diminta untuk memperbaiki rencana dalam mengambil keuntungan dini.
Sebaiknya Anda mencermati dua hal ini ketika bermain saham:
- Terapkan menjual saham Anda saat fundamental saham telah menjadi burik atau saat valuasi saham itu berubah mahal sekali.
- Terapkan menjual saham saat profit investasi tersebut telah menguasai portofolio Anda. Anda tak harus menjual semua saham milikmu, namun sebaiknya menjual sebagian demi mewujudkan untung dan berinvestasi pada saham bagus yang tersembunyi lainnya.
Demikian penjelasan mengenai apa itu profit trading dan rencananya dalam saham agar mendapatkan keuntungan optimal untuk trader dan investor pemula. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. Dan ingat agar tetap memantau berbagai berita dan laporan keuangan yang berhubungan dengan saham di portofoliomu, supaya tidak mengalami keterlambatan tentang informasi yang mampu mengalihkan tujuan cara profit trading–mu.