Resiko trading forex – Trading forex dianggap sebagai salah satu pilihan investasi jangka pendek yang bisa dicoba. Sama seperti investasi lainnya tentu saja trading forex memiliki resiko yang perlu diperhitungkan. Apalagi forex menjadi instrumen investasi yang dianggap memiliki resiko sangat besar. Setiap keputusan dalam melakukan transaksi tentu saja harus diperhitungkan dengan sangat baik. Ini juga berlaku untuk penggunaan modal yang kecil maupun besar. Resiko trading forex harus dihadapi dengan keputusan yang tepat. Ini yang membuat investor harus melihat seluruh peluang maupun perubahan pasar yang cenderung fluktuatif. Semakin baik keputusan yang diambil maka akan membuat trader terhindar dari kerugian sangat besar.
Berbagai resiko trading forex untuk dipahami pemula
Setiap resiko trading forex bisa menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam pengambilan keputusan. Pergerakan nilai forex yang sangat fluktuatif tentu saja memberikan pengaruh besar terhadap nilai keuntungan dan kerugian. Ini yang menjadikan trading forex sebagai investasi dalam kategori high risk and high return. Bagi para pemula juga harus memahami secara rinci seluruh resiko. Strategi dalam investasi hingga manajemen resiko dianggap sangat dibutuhkan. Jangan pernah mengambil keputusan tanpa adanya analisis dan pertimbangan yang matang. Berikut ini beberapa resiko trading forex yang paling umum adalah:
1. Volatilitas
Ini adalah salah satu resiko trading forex yang paling sering terjadi. Volatilitas adalah jarak antara fluktuasi nilai tukar yang dianggap terlalu jauh. Perhitungan jarak seperti ini biasanya akan memberikan resiko kerugian sangat besar. Begitu juga sebaliknya, volatilitas akan memberikan nilai keuntungan yang lebih besar. Namun, perlu menjadi pertimbangan bahwa Volatilitas membuat analisis teknikal dan fundamental tidak bisa digunakan bahkan sulit untuk berfungsi. Hal ini karena jarak fluktuasi yang sangat lebar. Apalagi pergerakan dari nilai tukar mata uang yang bergerak dengan cepat. Antisipasi yang dilakukan juga harus responsif. Ini membuat trader harus selalu memantau pergerakan nilai mata uang dalam waktu lama hingga kembali ke titik awal.
2. Broker Scam
Resiko lain yang cukup sering terjadi adalah penipuan yang dilakukan oleh broker. Saat ini ada banyak broker atau sekuritas yang memberikan penawaran menggiurkan bagi para trader pemula. Hal ini dilakukan melalui penawaran biaya transaksi yang murah hingga bonus atau cashback. Namun, ada broker atau perantara trading yang tidak jujur dalam menerapkan biaya kepada trader. Hal ini tentu saja akan merugikan. Bahkan, perhitungan dari nilai transaksi yang dianggap tidak transparan dianggap sebagai penipuan dan merugikan bagi banyak trader. Biasanya broker atau sekuritas ini tidak terdaftar di OJK atau Bappebti. Ini akan memberikan dampak yang sangat buruk. Bahkan, trader bisa saja menjadi korban dari investasi bodong. Pastikan untuk memahami seluruh perjanjian dan persyaratan yang telah berlaku.
3. Peluang Loss
Setiap trader memiliki peluang untuk mengalami kerugian. Nilai kerugian yang dialami juga akan sesuai dengan strategi yang dilakukan. Perlu diingat bahwa nilai tukar forex yang bergerak sangat fluktuatif akan memberikan resiko besar. Apalagi bila trader tidak menerapkan strategi yang baik dalam pengambilan keputusan. Analisis seperti teknikal maupun fundamental harus diterapkan secara maksimal. Semakin besar nilai transaksi yang dilakukan maka akan membuat peluang kerugian yang lebih besar juga. Pertimbangan kondisi pasar harus dilakukan dengan maksimal. Kerugian bisa saja dihindari bila menerapkan strategi yang lebih baik. Jangan pernah mengambil keputusan dalam transaksi tanpa analisis atau pertimbangan yang baik.
4. Manajemen Keuangan
Sama seperti kegiatan investasi lainnya maka forex juga membutuhkan manajemen keuangan yang baik juga. Ini dilakukan untuk menghindari nilai kerugian yang sangat besar. Aspek manajemen keuangan yang buruk memang akan menjadi pemicu loss. Hal ini sering terjadi pada saat trader menggunakan seluruh aset untuk melakukan transaksi. Pertimbangan yang terburu-buru tentu saja memberikan dampak yang sangat buruk. Manajemen keuangan ini bisa diterapkan dengan membagi seluruh modal yang dimiliki menjadi beberapa bagian. Pastikan juga trader memiliki modal darurat yang biasanya digunakan pada kondisi pasar yang tidak stabil. Perubahan kondisi pasar yang sangat fluktuatif akan membuat penggunaan modal dan keuangan menjadi lebih hati-hati.
5. Leverage
Ini adalah kegiatan peminjaman uang atau sejumlah modal yang dilakukan trader kepada broker. Leverage memiliki resiko yang sangat besar. Bila trader mengalami kerugian maka hal itu akan memberikan nilai tanggungan yang besar. Apalagi biaya dan bunga pada nominal peminjaman juga dianggap sangat besar. Banyak broker memberikan pinjaman dengan nominal yang cenderung lebih kecil namun menerapkan biaya administrasi hingga bunga dengan jumlah besar. Bahkan, jangka waktu peminjaman yang diterapkan bagi trader tidak terlalu lama. Aktivitas seperti ini memang sudah hal yang biasanya terjadi. Ini yang membuat trader harus lebih hati-hati dan melakukan perhitungan secara rinci sebelum mengajukan pinjaman kepada broker.
6. Aspek Psikologis
Ini menjadi resiko yang paling penting untuk dicermati. Setiap trader memiliki kecenderungan emosional yang sangat berbeda. Hal ini juga berlaku pada saat melakukan transaksi. Sebagian besar trader akan mengalami perubahan emosi pada saat mengalami kerugian atau mendapatkan keuntungan. Kondisi seperti ini justru membuat banyak trader akan melakukan transaksi periode berikutnya hanya dengan mengandalkan emosi dan logika sederhana. Itu bisa saja memberikan dampak buruk pada hasil keputusan. Padahal, setiap transaksi pada forex ini harus dilakukan melalui pertimbangan yang sangat matang. Penerapan analisis fundamental hingga teknikal sering diabaikan bila kondisi emosional sedang tidak stabil.
7. Faktor Eksternal
Resiko lain yang harus dihadapi para trader adalah faktor eksternal. Biasanya ini terjadi karena sebuah kejadian atau kondisi pasar yang berubah secara tiba-tiba. Faktor ini akan membuat nilai dari mata uang juga bisa mengalami kenaikan hingga penurunan sangat besar. Misalnya saja banyak nilai mata uang yang merosot tajam akibat adanya covid 19 beberapa waktu lalu. Jarak fluktuasi yang terlalu besar akan memberikan nilai kerugian besar. Bahkan, banyak trader yang harus menunggu waktu lama untuk mendapatkan nilai kurs stabil. Faktor lain yang bisa memicu kerugian besar dalam forex adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam bidang politik hingga ekonomi. Faktor seperti ini biasanya berlaku pada negara maju di Amerika hingga Eropa.
8. Resiko Pasar Mata Uang
Pasar mata uang saat ini berlaku secara global. Bahkan, pasar ini juga aktif dalam transaksi selama 24 jam. Masing-masing pasar memiliki jadwal yang berbeda. Ini yang membuat trader harus selalu memantau pergerakan nilai mata uang pada saat pembukaan dan penutupan pasar di wilayah berbeda. Bagi trader yang berada di Indonesia memang harus memiliki jadwal khusus. Resiko yang terjadi adalah bisa saja nilai mata uang akan mengalami perubahan pada saat pembukaan. Apalagi bila pemerintah negara dari pasar itu mengeluarkan kebijakan yang dianggap sangat berpengaruh. Resiko ini juga berkaitan langsung dengan analisis fundamental dan prediksi waktu singkat.